Sunday, February 13, 2011 0 komentar

ANGIN

Aku menyukai seorang gadis bernama Daun.

Karena dia sangat bergantung pada Pohon, jadi aku harus menjadi Angin yang kuat.

Angin akan meniup Daun terbang jauh.

Pertama kalinya, aku melihat seorang memperhatikan kami.

Ketika itu, dia selalu duduk disana sendirian atau dengan teman-temannya memperhatikan Pohon.

Ketika Pohon berbicara dengan gadis-gadis, ada cemburu dimatanya.

Ketika Pohon melihat kearah Daun, ada senyum dimatanya.

Memperhatikannya menjadi kebiasaanku. Seperti Daun yang suka melihat Pohon. 

Satu hari saja tak kulihat dia, aku merasa sangat kehilangan.

Di sudut ruang itu, ku lihat Pohon sedang memperhatikan Daun.

Air mata mengalir di mata Daun ketika Pohon pergi. Esoknya, kulihat Daun ditempatnya yang biasa sedang memperhatikan Pohon. Aku melangkah dan tersenyum padanya. Kuambil secarik kertas, kutulis dan kuberikan padanya.

Dia sangat kaget. Dia melihat ke arahku, tersenyum dan menerima kertas dariku.

Esoknya, dia datang menghampiriku memberikan kembali kertas itu.

Hati Daun sangat kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau meninggalkan Pohon. Aku melihat ke arahnya. Kuhampiri dengan kata-kata itu.

Sangat pelan, dia mulai membuka diriya dan menerima kehadiranku dan telponku. Aku tau orang yang dia cintai bukan aku tapi aku akan berusaha agar suatu hari dia menyukaiku. 

Selama 4 bulan, aku telah mengucapkan kata cinta tidak kurang dari 20x kepadanya. Hampir tiap kali dia mengalihkan pembicaraan, tapi aku tidak menyerah. Keputusanku bulat. Aku ingin memilikinya dan berharap dia akan menjadi pacarku. Aku bertanya,”Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas?

"Mengapa kau selalu membisu?" Dia berkata,"Aku menengadahkan kepalaku...."

“AH?” Aku tidak percaya apa yang aku dengar... ”Aku menengadahkan kepalaku...” dia berteriak... Kuletakkan telepon... melompat... berlari seribu langkah... ke rumahnya... Dia membuka pintu bagiku...

“DAUN terbang karena tiupan ANGIN atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal??”
4 komentar

DAUN

Aku suka mengoleksi daun-daun, kenapa? Karena aku merasa bahwa daun untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali membutuhkan banyak kekuatan.

Selama 3 tahun aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi “sahabat”. Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya, aku mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya. –CEMBURU—

Mereka hanya bersama 2 bulan. Ketika mereka putus, aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi.

Aku menyukainya dan aku tahu bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya? Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah?

Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih. Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa. Aku mulai mengira bahwa aku ini adalah cinta bertepuk sebelah tangan.

Tapi mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekedar seorang teman? Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati. Aku tahu kesukaannya, kebiasaannya.

Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui. Kau tidak mengharapkan seorang wanita untuk mengatakannya bukan. Di luar itu, aku mau tetap di sampingnya. Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku.

Hal itu seperti menunggu teleponnya tiap malam, mengharapkan mengirim SMS. Aku tau sesibuk apapun dia pasti meluangkan waktunya.

Tiga tahun cukup berat untuk kulalui dan aku menyerah. Kadang aku berpikir untuk tetap menunggu. Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini. Akhir tahun ke-3, seorang pria mengejarku. Setiap hari dia mengejarku tanpa lelah.

Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan dariku.

Aku berpikir, apakah aku ingin memberinya ruang kecil di hatiku untuknya?

Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon.

Akhirnya, aku sadar bahwa aku ingin memberi angin ini ruang yang kecil di hatiku.

Aku tau angin akan membawa pergi daun yang lusuh jauh dan ke tempat yang lebih baik.

Akhirnya aku meninggalkan pohon. Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal.

Aku sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.

“DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?!”
4 komentar

POHON

Cerita ini aku dapat dari sebuah buku yang aku beli pada tanggal 13 September 2009. Judul bukunya MetaMorphosis. Hoho sebenarnya cerita ini sudah aku denger waktu jamannya aku SMP ~hehe masih jamannya sering denger radio tuh. Waktu itu si penyiar, Meta Hanindita, selaku penulis nih buku, ngebacain email yang dia terima. Ceritanya tentang Pohon, Angin dan Daun. Waktu denger ni cerita, huwalaaa aku cuma bisa bengong haha dan waktu aku beli nih buku, hoo tak ku sangka di dalam buku ini ada ceritanya xD ini cerita pertamanya, POHON.

Orang-orang memanggilku “POHON” karena aku sangat baik dalam menggambar pohon. Aku selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku.

Aku telah berpacaran sebanyak 5 kali. Ada satu wanita yang sangat aku cintai tapi aku tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Dia tidak cantik. Dia sangat peduli dengan orang lain. Religious, tapi dia hanya wanita biasa saja. Aku menyukainya. Sangat menyukainya. Gayanya yang innocent dan apa adanya, kemandiriannya, kepandaiannya, dan kekuatannya.

Alasanku tidak mengajaknya kencan karena aku merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku.

Aku takut jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang.

Aku takut kalau gosip yang ada akan menyakitinya.

Aku merasa dia adalah “sahabatku”.

Aku akan memilikinya tiada batas, tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia.
Alasan yang terakhir membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini. Dia tau aku mengejar gadis-gadis lain dan aku telah membuatnya menangis selama 3 tahun.

Ketika aku menggandeng tangan pacarku yang ke-2, terlihat olehnya. Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah, setelah itu pergi meninggalkan kami.

Esoknya, matanya bengkak dan merah. Aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis, tapi aku tertawa, bercanda dengannya seharian di ruang itu.

Di sudut ruang itu dia menangis. Dia tidak tahu bahwa aku kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Hampir 1 jam kulihat dia menangis di sana.

Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. Pernah sekali mereka berdua perang dingin. Aku tahu bukan sifatnya untuk memulai perang dingin. Tapi aku masih tetap bersama pacarku. Aku berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget.

Aku tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku. Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tahu dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tahu bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia.

Aku juga sedih...

Ketika aku putus dengan pacarku yang ke-5, aku mengajaknya pergi. Setelah kencan satu hari itu, aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali dia juga ingin mengatakan sesuatu padaku.

Aku cerita tentang putusnya aku dengan pacarku.

Dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang.

Aku tahu pria itu, dia sering mengejarnya selama ini. Pria yang baik, penuh energi, dan menarik.

Aku tidak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku. Aku hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan aku tidak dapat menahannya. Seperti ada batu yang sangat besar di dadaku. Aku tidak bisa bernapas dan ingin berteriak namun apa daya.

Air mataku mengalir tak terasa aku menangis karenanya.

Sudah sering aku melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya.

Handphone-ku bergetar, ternyata ada SMS masuk. SMS itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis…

SMS itu berbunyi, “DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal!!?”
 
;