Aku suka mengoleksi daun-daun, kenapa? Karena aku merasa bahwa daun untuk meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali membutuhkan banyak kekuatan.
Selama 3 tahun aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi “sahabat”. Tapi ketika dia mempunyai pacar untuk yang pertama kalinya, aku mempelajari sebuah perasaan yang belum pernah aku pelajari sebelumnya. –CEMBURU—
Mereka hanya bersama 2 bulan. Ketika mereka putus, aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Tapi sebulan kemudian dia bersama seorang gadis lagi.
Aku menyukainya dan aku tahu bahwa dia juga menyukaiku, tapi mengapa dia tidak mau mengatakannya? Jika dia mencintaiku, mengapa dia tidak memulainya dahulu untuk melangkah?
Ketika dia punya pacar baru lagi, hatiku sedih. Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sedih dan kecewa. Aku mulai mengira bahwa aku ini adalah cinta bertepuk sebelah tangan.
Tapi mengapa dia memperlakukanku lebih dari sekedar seorang teman? Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati. Aku tahu kesukaannya, kebiasaannya.
Tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa diketahui. Kau tidak mengharapkan seorang wanita untuk mengatakannya bukan. Di luar itu, aku mau tetap di sampingnya. Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan mencintaiku.
Hal itu seperti menunggu teleponnya tiap malam, mengharapkan mengirim SMS. Aku tau sesibuk apapun dia pasti meluangkan waktunya.
Tiga tahun cukup berat untuk kulalui dan aku menyerah. Kadang aku berpikir untuk tetap menunggu. Dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini. Akhir tahun ke-3, seorang pria mengejarku. Setiap hari dia mengejarku tanpa lelah.
Segala daya upaya telah dilakukan walau seringkali ada penolakan dariku.
Aku berpikir, apakah aku ingin memberinya ruang kecil di hatiku untuknya?
Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon.
Akhirnya, aku sadar bahwa aku ingin memberi angin ini ruang yang kecil di hatiku.
Aku tau angin akan membawa pergi daun yang lusuh jauh dan ke tempat yang lebih baik.
Akhirnya aku meninggalkan pohon. Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal.
Aku sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.
“DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal?!”
4 komentar :
:g: bosen
hahaha bosen kenapa :d:
klo w dapet info bgus bkua blog ane :d:
^ oke :b: thank you
Post a Comment