Friday, November 14, 2014 2 komentar

Ikan Seksi

Ikan seksi adalah nama pemberianku (ʃƪ˘˘ﻬ) hehe abisnya emang seksiiii abiiisss.
Gimana kalo bibir ikannya itu dikasih lipstik? ƪ(˚▽˚)ʃ

Selecta, Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia
2 komentar

Lagu: Dekat di Hati

Liriknya yang begitu manis, dinyanyikan dengan nada yang ringan dan riang serta suara yang merdu, that's RAN!


Visualisasi yang keren bikinan Ribka Fridayanti, mampu ngebikin lagunya makin maniiisss banget dan liriknya makin dalem (‾▽‾)♥(‾⌣‾) keren dah (ˆ⌣ˆ‎)ҧ

Dering teleponku membuatku tersenyum di pagi hari
Kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi
Entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini
Tawa candamu menghibur saatku sendiri

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati 

Dering teleponku membuatku tersenyum di pagi hari
Tawa candamu menghibur saatku sendiri

Jarak dan waktu takkan berarti
Karena kau akan selalu di hati
Bagai detak jantung yang kubawa kemanapun kupergi

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati
Dekat di hati ..
Thursday, November 13, 2014 8 komentar

Buku: Sabtu Bersama Bapak

“Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.”  - Mohammad Hatta

Beberapa waktu lalu, teman seperjuangan #110 minjemin bukunya. Thank you ya, Dita Pramitasari! (ɔ ˘⌣˘)˘⌣˘ c)- The book is so nice and gives me some life values.

Sabtu Bersama Bapak


Yap! Buku ini kece banget. Membahas persiapan sang ayah untuk kebutuhan pertumbuhan anak-anaknya meski dirinya tidak bisa menemani dan melihat mereka secara langsung di dunia. That's cool! So well-prepared!

Nah karena banyak nilai-nilainya dan percakapan yang maniiisss banget, ini aku catetin biar ngga lupa hehe ヘ(^_^ヘ) (ノ^_^)ノ

"Ka, istri yang baik gak akan keberatan diajak melarat."
"Iya, sih. Tapi Mah, suami yang baik tidak akan tega mengajak istrinya untuk melarat. Mamah tahu itu. Bapak juga gitu, dulu."
(hal. 17)

"Hari ini, saya janji sama kamu.
Melindungi kamu.
Sekarang dan nanti.
Saat hidup dan mati."
(hal. 37)

"They deserve better.
You, deserve better."
(hal. 80)

"Akan datang juga Kang, masanya ...
semua orang tidak akan membiarkan kalian menang.
Jadi, kalian harus pintar.
Kalian harus kuat.
Kalian harus bisa berdiri dan menang dengan kaki-kaki sendiri."
(hal. 130-131)

"Kata Bapak saya ... dan dia dapat ini orang lain. Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan, Yu"
" ..."
"Karena untuk menjadi kuat, adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain."
"..."
"Tiga kurang tiga berapa, Yu?"
"Nol."
"Nah. Misal, saya gak kuat agamanya. Lantas saya cari pacar yang kuat agamanya. Pernikahan kami akan habis waktunya dengan kuat melengkapi yang lemah."
"..."
"Padahal setiap orang sebenarnya wajib menguatkan agama. Terlepas dari siapa pun jodohnya."
"..."
"Tiga dikali tiga berapa, Yu?"
Ayu mengangguk, mengerti. Find someone complimentary, not supplementary. 
(hal. 217)

Ketika seorang laki-laki dan perempuan menikah, laki-laki itu meminta banyak dari perempuan.
Saya pilih kamu,
Tolong pilih saya, untuk menghabiskan sisa hidup kamu. Dan saya akan menghabiskan sisa hidup saya bersama kamu.
Percayakan hidup kamu pada saya. Dan saya penuhi tugas saya padamu, nafkah lahir dan batin.
Pindahkan baktimu. Tidak lagi baktimu kepada orangtuamu. Baktimu sekarang pada saya.
(hal. 220-221)

Bagi Bapak, yang penting itu Bapak menjadi perhiasan yang menyenangkan Ibu.
Bagi Ibu, yang penting itu Ibu menjadi perhiasan yang menyenangkan Bapak.
(hal. 226)

Laki, atau perempuan yang baik itu, gak bikin pasangannya cemburu.
Laki, atau perempuan yang baik itu ... bikin orang lain cemburu sama pasangannya.
(hal. 228)

Mereka berjalan pulang menuju area parkir dengan saling terdiam. Terkadang dengan saling curi pandang.
"Mas, nanya dong." Ayu memecah keheningan.
"Apa, tuh?"
"Mas pernah bilang, bagi Mas, saya itu perhiasan dunia akhirat."
"Iya."
"Kenapa bisa bilang begitu?"
"Kamu pintar. That goes without question. Kamu cantik. Itu jelas."
"Itu semua dunia." potong Ayu.
"Dan karena pada waktunya, saya selalu lihat sepatu kamu di musala perempuan."
"...."
(hal. 228-229)

Itu beberapa kutipannya. Bagi yang belum baca bukunya, yuk buruan baca (≧◡≦) ngga nyesel dah.

Tidak ada orang tua di dunia ini yang tidak ingin melihat anaknya bahagia
Maka bahagiakan mereka selagi ada kesempatan
Mereka dapat kembali kapanpun kepada-Nya, begitu juga kita
Wednesday, November 5, 2014 4 komentar

Ridha Orang Tua

Ridha Allah berada pada ridha orang tua, seberapa hebat seorang anak, dia tetap membutuhkan ridha orang tuanya

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. 
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Aku bersyukur orang tua memaksaku belajar membaca Al-Qur'an sewaktu kecil
Aku bersyukur orang tua memaksaku ikut serta dalam pengajian
Aku bersyukur orang tua memaksaku ikut serta dalam mengaji (berasal dari kata meng-kaji) Al-Qur'an
Karena dari situ, aku tahu perintah-Mu

Pilihanku, adalah pilihan yang diridhai orang tuaku sekaligus Tuhanku, Allah
Tidak pernah salah, pastilah sesuai untukku

Malam ini ku pinta kembali kepada Tuhan
Agar hati ini mantap untuk meninggalkan suatu tahapan proses pencarian pintu rizkiku
Masih proses kok, bukan akhir dari proses
Bukan maksud kepedean nantinya bakal keterima
Namun mencoba berpikir panjang saja

Kata-kata mama, yang menyerahkan semua keputusan kepadaku
Meski ku tahu ada rasa keberatan di dalam hatinya
Kata-kata papa, yang secara tegas menolaknya dan memintaku lebih bersabar
"Lihat papa mu ngga ngeburu-buruin kamu cepat dapat kerjaan" timpa mama

Rizki, jodoh, ajal memang segalanya menjadi rahasia Tuhan
"Cepat" belum tertentu menjadi yang terbaik
Percayalah Tuhan memberimu rizki yang pantas untuk kau dapatkan

Namun malam ini, setelah hamba bersujud kepada-Mu
Kau membisikan sesuatu kepadaku

"Kau hanya memiliki waktu sebentar untuk tinggal bersama orang tuamu. Hanya beberapa tahun lagi. Kemudian kau akan dibawa pergi oleh seorang lelaki dimana kau harus patuh kepadanya. Kelak, kau mungkin hanya sesekali menghubungi orang tuamu untuk menanyakan kabar, sesekali mengunjungi mereka karena kau telah memiliki dua orang tua. Lalu mengapa kau tidak bahagiakan saja mereka sekarang, disaat kau masih memiliki kesempatan? Disaat kau masih bisa tinggal dan menghabiskan waktu bersama mereka?"

Mereka tidak bermaksud melarangku, tapi mereka ingin aku bahagia.
Sekali lagi, ridha Allah berada pada ridha orang tua.

Surabaya, 20 September 2014

Apa yang dikata dan dipikirkan orang lain, belum pasti terbaik untukmu, abaikan.
Apa yang dikata dan dipikirkan orang tuamu, pasti terbaik untukmu, karena mereka pasti ingin melihatmu bahagia.
 
;