Monday, February 20, 2012

Menulis Cerpen

Pada masa kini, cerpen sudah tidak asing lagi bagi kita. Rasa-rasanya setiap orang sudah pandai dalam membuat salah satu bentuk sastra ini. Namun, perlu diketahui unsur-unsur yang mendukung dalam cerpen yang dapat semakin menghidupkan cerpen itu sendiri.

Struktur. Para penulis pemula seringkali disarankan untuk menggunakan pengandaian berikut ini ketika mulai menyusun cerpen mereka:

Taruh seseorang di atas pohon.
Lempari dia dengan batu.
Buat dia turun.

Kelihatannya aneh, tapi coba pikirkan baik-baik, karena saran ini bisa diterapkan oleh penulis mana saja. Nah, ikuti langkah-langkah perencanaan berikut agar cerpen yang kita hasilkan dapat semakin hebat.

Perencanaan Cerpen.
Taruh seseorang di atas pohon: munculkan sebuah keadaan yang harus dihadapi tokoh utama cerita. 
Lempari dia dengan batu: Dari keadaan sebelumnya, kembangkan suatu masalah yang harus diselesaikan si tokoh utama tadi. Contoh: Kesalahpahaman, kesalahan identitas, kesempatan yang hilang, dan sebagainya. 
Buat dia turun: Tunjukkan bagaimana tokoh akhirnya mengatasi masalah itu. Pada beberapa cerita, hal terakhir ini seringkali juga sekaligus digunakan sebagai tempat memunculkan pesan yang ingin disampaikan penulis. Contoh: Kekuatan cinta, kebaikan mengalahkan kejahatan, kejujuran adalah kebijakan terbaik, persatuan membawa kekuatan, dsb.

Sebagai saran, ketika selesai menulis diharapkan memeriksa kembali pekerjaan kita dan perhatikan ejaan, tanda baca dan tata bahasa. Jangan menyia-nyiakan kerja keras yang sudah kita lakukan dengan menampilkan kesan tidak profesional pada pembaca.

Tema
Setiap tulisan harus memiliki pesan atau arti yang tersirat di dalamnya. Sebuah tema adalah seperti sebuah tali yang menghubungkan awal dan akhir cerita dimana kita menggantungkan alur, karakter, setting cerita dan lainnya. Ketika kita menulis, yakinlah bahwa setiap kata berhubungan dengan tema ini.

Ketika menulis cerpen, bisa jadi kita akan terlalu menaruh perhatian pada satu bagian saja seperti menciptakan penokohan, penggambaran hal-hal yang ada, dialog atau apapun juga, untuk itu, kita harus ingat bahwa kata-kata yang berlebihan dapat mengaburkan inti cerita itu sendiri.

Cerita yang bagus adalah cerita yang mengikuti sebuah garis batas. Tentukan apa inti cerita dan walaupun tema itu sangat menggoda untuk diperlebar, kita harus tetap berfokus pada inti yang telah kita buat jika tidak ingin tulisan kita berakhir seperti pembukaan sebuah novel atau sebuah kumpulan ide-ide yang campur aduk tanpa satu kejelasan.

Tempo Waktu
Cerita dalam sebuah cerpen yang efektif biasanya menampilkan sebuah tempo waktu yang pendek. Hal ini bisa berupa satu kejadian dalam kehidupan karakter utama atau berupa cerita tentang kejadian yang berlangsung dalam sehari atau bahkan satu jam. Dan dengan waktu yang singkat itu, usahakan agar kejadian yang kita ceritakan dapat memunculkan tema.

Source: berbagai sumber
Picture from http://daengbaco.blogdrive.com/

4 komentar :

toto said...

ajari saya kakak untuk menulis sebuah cerpen :p

▬ plissss ▬

Miya Octovianti said...

aahh mas toto menghina ini >.< huh huhh situ kan yang uda master :p

toto said...

huhuhu ...
pdhl blom ada satupun cerpen yang kutulis -_- ...

master dari mana coba ?

Miya Octovianti said...

@Toto Prayoga:
haha si master dari jogja :p weekk

Post a Comment

 
;