Thursday, November 12, 2015

Teksmu Harimaumu

Mengapa muncul ungkapan mulutmu harimaumu?
Ah, pasti semua orang tahu maksud ungkapan itu. Tapi tidak semua orang paham maksudnya, bahkan mengamalkan maknanya.

Saya pun juga masih belajar mengamalkannya. Jadi saya tidak bilang jika saya pun berhasil setiap saat dalam pengamalannya.

Tapi sekarang, ungkapan itu agaknya harus diubah. Teksmu harimaumu. Maksa? Tentu. Haha. Mengapa saya perlu mengubah ungkapan itu?

Dunia sekarang membuat orang semakin sedikit berbicara secara langsung. Karena mereka beralih via teks. Tidak heran karena teknologi mendukungnya. Sebenarnya ya tidak baru-baru ini komunikasi via teks baru ada, sudah lama ada kok. Namun budaya saat inilah yang membuat komunikasi via teks dan via digital lebih dipilih.

Menguntungkan? Tentu. Karena menghemat waktu dan tenaga. Namun jangan lupa sisi negatifnya. Pemilihan bahasa sangatlah penting. Manusia terkadang suka melebih-lebihkan. Biar kelihatan wah kali ya. Atau biar kelihatan saya tahu banget. Tapi hal itu berbahaya menurut saya. Seolah menimbulkan api dalam sekam. Karena kita tidak tahu kondisi hati seseorang yang membaca tulisan kita. Kita tidak tahu dan tidak bisa mengkontrolnya. Apalagi tingkat sensitifitas tiap manusia berbeda-beda.

Bayangkan saja, balasan 'iya' dengan 'iy' dengan 'y' itu sudah berbeda kesannya meski artinya sama. 

Atau ada lagi pemilihan kata 'terus'. Contohnya 'dari kemarin salah terus'. Jika saya mengartikan, artinya dari kemarin tidak ada yang benar. Tapi jika ditelusuri, pengertian saya ternyata salah. Yang dimaksud adalah kemarin sempat salah, lalu benar, lalu benar, lalu sekarang salah lagi. Tapi sebagai pihak pembaca, saya hanya bisa menelan apa yang saya baca, saya tidak tahu kondisi nyatanya bagaimana, saya hanya percaya dan meyakini apa yang saya baca. Alhasil saya pun menganggap 'wah dari kemarin tidak ada yang benar'. Bisa dilihat bagaimana dampak pemilihan kata yang kurang tepat, kan?

Pahamilah .. apa yang kita ucapkan atau tuliskan pasti mempengaruhi orang. Jadi pilihlah kata yang sesuai, tidak berlebihan. Sekali lagi, tidak berlebihan.

0 komentar :

Post a Comment

 
;