Entahlah, kenapa kamu nanya gitu?
Ya kan dulu saya mengenal kamu tidak pernah menyerah, ngga putus asa dan berani menghadapi sendirian.
Benarkah aku kayak gitu?
Iy miy, ya semoga tidak berubah hehe. Keep fighting miy.
Aamiin. Tapi kenapa kamu tiba-tiba nanya gitu?
Ngga papa miy, keinget aja sama sifatmu dulu yang lomba cuma seorang diri. Gilee
Itu karena aku iseng ..
***
Kebetulan? Mungkin iya bila dipandang dari mata manusia. Tapi tidak ada yang kebetulan dari rencana Allah.
Percakapan di atas adalah percakapan saya dengan teman saya yang rasanya sudah lebih dari 1 tahun yang lalu kami bertemu untuk pertama dan terakhir (hingga saat ini). Kami ditemukan dalam sebuah kompetisi karya tulis. Kami, para peserta, masih memiliki hubungan yang baik, meski tidak intens, tapi cukuplah sosial network tempat kami saling mengetahui kondisi satu sama lain.
Saya ngga ingin membicarakan teman saya kok. Melainkan pertanyaan yang dia lontarkan. Pertanyaan itu sedikit banyak mempengaruhi emosi kala itu. Karena sesungguhnya di saat itu saya sedang berada di level capek fisik, capek psikis, entah harus ngapain. Mungkin karena beban kerja (?) haha kasihan beban kerja disalah-salahin, padahal ngga ngapa-ngapain juga, cuma membebani :p
Yuk kembali fokus ~.~ hmm pertanyaan dari temanku itu memang sedikit banyak mempengaruhi emosi. Mengingatkan saya bahwa pernah ada masa dimana saya berjuang sendirian untuk mencapai hal maksimal. Lomba yang diikuti oleh kelompok justru saya mendaftar dengan nama sendiri yang mengatasnamakan kelompok. Sendirian. Masuk tahap final. Presentasi. Diharuskan membuat prototype. Ada lomba lain yang juga sedang diikuti. Serta sedang dalam masa pengerjaan Tugas Akhir. Kalau diingat-ingat, saya sepertinya saat itu sedang tidak bener otaknya. hehehe tapi di saat terjepit, terjebak dengan banyak deadline, Allah menunjukan bahwa kemampuan manusia itu lebih dari sekedar apa yang dia bayangkan. Dan selalu ada jalan (solusi) di setiap permasalahan. Ya, saya membuktikannya. Karena di saat itu juga saya menjadi asisten laboratorium dan juga asisten dosen. Gila mungkin saya waktu itu hehe.
Dan sekarang, seperti inilah cara Allah mengingatkanku, bahwa ujian dari Allah itu pasti bisa teratasi dengan berusaha semaksimal mungkin. Ketika kita sudah berusaha maksimal, maka sisanya serahkan kepada Allah. Allah yang akan bertindak di bagian yang tidak bisa kita kerjakan. Umm .. jadi ingat salah satu quote yang tertempel di dinding kamar kos saya ..
"When you've done everything you can do,
that's when Allah will step in and do what you can't do"
that's when Allah will step in and do what you can't do"
Yeah, tidak seharusnya manusia menyerah pada keadaan. Karena setiap keadaan yang kita sebut sebagai kendala atau ujian, adalah tujuannya untuk menaikan derajat manusia. Seperti ujian nasional. Dan entah mengapa, keyakinan akhir-akhir ini yang sering saya ucap adalah "Badai pasti berlalu" Yaa .. semua pasti ada akhirnya, bukan?
#latepost
0 komentar :
Post a Comment