Friday, February 24, 2012

Aku, Penentu Hidupku

Ada dua orang ibu memasuki toko pakaian & ingin membeli baju. Ternyata pemilik toko lagi bad mood sehingga tidak melayani dengan baik, malah terkesan buruk, tidak sopan dengan muka cemberut.

Ibu pertama jengkel menerima layanan yang buruk seperti itu. Yang mengherankan, ibu kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan pada penjualnya. Ibu pertama bertanya, “Mengapa Ibu bersikap demikian sopan pada penjual yang menyebalkan itu?”

Lantas dijawab ..
“Kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah penentu atas hidup kita, bukan orang lain.”

"Tapi ia melayani kita dengan buruk sekali" bantah Ibu pertama.
"Itu masalah dia. Kalau dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk dll, toh tidak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur & menentukan hidup kita, padahal kita yang bertanggung jawab atas diri kita," jelas Ibu kedua.

Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain. Kalau orang memperlakukan kita buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang buruk juga & sebaliknya. Kalau orang tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi.

Kalau orang lain pelit pada kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadinya demikian pelit, kalau harus berurusan dengan orang tersebut. Ini berarti tindakan kita dipengaruhi oleh tindakan orang lain. Kalau direnungkan, sebenarnya betapa tidak arifnya tindakan kita, kenapa untuk berbuat baik saja, harus menunggu orang lain baik dulu?

Jagalah suasana hati kita sendiri, jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak! Kita yang bertanggungjawab atas hidup kita, bukan orang lain. Hidup kita terlalu berharga, oleh sebab itu ..

Make Your Self Have a Meaning for Others!!

Pemenang kehidupan adalah ..
orang yang tetap sejuk di tempat yang panas
yang tetap manis di tempat yang sangat pahit
yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar
dan yang tetap tenang di tengah badai yg paling hebat

4 komentar :

Anonymous said...

good :)

Miya Octovianti said...

@Anonymous: thank a bunch :)

Anonymous said...

good post :)
sesuai dgn permasalahan saya sekarang, yg berurusan dgn orang yg ingin selalu mau diikuti kemauan dan perasaannya. jadi saya ngerti harus lebih tegas menghadapinya, krn perasaan nyaman dalam diri jauh lebih berharga daripada harus menuruti kemauan org yg hanya membuat kita ga nyaman :)

Miya Octovianti said...

@Anonymous: ini orangnya beda ya sama anonymous sebelumnya?

thank s bunch :) sebenarnya bersikaplah karena kita yakin atas kebenaran sikap kita. jangan bersikap dengan alasan untuk orang lain :)

bersikap "A" karena kita ingin bersikap "A" dan tentunya yang baik-baik :)

kadang saya percaya, ketika saya mendapati sikap yang buruk, mungkin saja saya perna bersikap buruk kepadanya. sehingga saya meyakini segalanya itu bersumber dari saya. kalo ingin orang lain bersikap baik, maka saya harus baik dulu ^^b oke dan sekali lagi, bukan untuk orang lain (dipuji dsb)

Post a Comment

 
;