Sunday, February 13, 2011

POHON

Cerita ini aku dapat dari sebuah buku yang aku beli pada tanggal 13 September 2009. Judul bukunya MetaMorphosis. Hoho sebenarnya cerita ini sudah aku denger waktu jamannya aku SMP ~hehe masih jamannya sering denger radio tuh. Waktu itu si penyiar, Meta Hanindita, selaku penulis nih buku, ngebacain email yang dia terima. Ceritanya tentang Pohon, Angin dan Daun. Waktu denger ni cerita, huwalaaa aku cuma bisa bengong haha dan waktu aku beli nih buku, hoo tak ku sangka di dalam buku ini ada ceritanya xD ini cerita pertamanya, POHON.

Orang-orang memanggilku “POHON” karena aku sangat baik dalam menggambar pohon. Aku selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku.

Aku telah berpacaran sebanyak 5 kali. Ada satu wanita yang sangat aku cintai tapi aku tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Dia tidak cantik. Dia sangat peduli dengan orang lain. Religious, tapi dia hanya wanita biasa saja. Aku menyukainya. Sangat menyukainya. Gayanya yang innocent dan apa adanya, kemandiriannya, kepandaiannya, dan kekuatannya.

Alasanku tidak mengajaknya kencan karena aku merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku.

Aku takut jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang.

Aku takut kalau gosip yang ada akan menyakitinya.

Aku merasa dia adalah “sahabatku”.

Aku akan memilikinya tiada batas, tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia.
Alasan yang terakhir membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini. Dia tau aku mengejar gadis-gadis lain dan aku telah membuatnya menangis selama 3 tahun.

Ketika aku menggandeng tangan pacarku yang ke-2, terlihat olehnya. Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah, setelah itu pergi meninggalkan kami.

Esoknya, matanya bengkak dan merah. Aku sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis, tapi aku tertawa, bercanda dengannya seharian di ruang itu.

Di sudut ruang itu dia menangis. Dia tidak tahu bahwa aku kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Hampir 1 jam kulihat dia menangis di sana.

Pacarku yang ke-4 tidak menyukainya. Pernah sekali mereka berdua perang dingin. Aku tahu bukan sifatnya untuk memulai perang dingin. Tapi aku masih tetap bersama pacarku. Aku berteriak padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget.

Aku tidak memikirkan perasaannya dan pergi meninggalkannya bersama pacarku. Esoknya masih tertawa dan bercanda denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tahu dia sangat sedih dan kecewa tapi dia tidak tahu bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan dia.

Aku juga sedih...

Ketika aku putus dengan pacarku yang ke-5, aku mengajaknya pergi. Setelah kencan satu hari itu, aku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Dia mengatakan bahwa kebetulan sekali dia juga ingin mengatakan sesuatu padaku.

Aku cerita tentang putusnya aku dengan pacarku.

Dia berkata bahwa dia sedang memulai suatu hubungan dengan seseorang.

Aku tahu pria itu, dia sering mengejarnya selama ini. Pria yang baik, penuh energi, dan menarik.

Aku tidak bisa memperlihatkan betapa sakit hatiku. Aku hanya tersenyum dan mengucapkan selamat padanya. Ketika sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan aku tidak dapat menahannya. Seperti ada batu yang sangat besar di dadaku. Aku tidak bisa bernapas dan ingin berteriak namun apa daya.

Air mataku mengalir tak terasa aku menangis karenanya.

Sudah sering aku melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan kehadirannya.

Handphone-ku bergetar, ternyata ada SMS masuk. SMS itu dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis…

SMS itu berbunyi, “DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal!!?”

4 komentar :

yey said...

jempol deh :D

Miya Octovianti said...

mana jempolnya? xD

Anonymous said...

makasih gara" gambar`a lucu aku pake buat tugas

Miya Octovianti said...

waa ada anonymous :)
syukur deh konten dari blog ini bermanfaat :)
gambarnya aja yg di pake? :h:

Post a Comment

 
;