Thursday, October 18, 2012

Curcol 73 # Orang Tua ♥

Kamis, 18 Oktober 2012 pukul 2:08 AM dan saya masih 'melek'. Yaa mau gimana lagi, tugas Teknik Peramalan masih menanti untuk ku sentuh :D kalau ngga dikumpul hari ini, mungkin sudah aku tutup laptop ini -.-

Dan seperti biasa, ditengah kejenuhan mengerjakan tugas, kita buka web browser :D buka facebook buka twitter (~'o')~ haha cuma lihat-lihat, komentar sana sini, dan sebagainya. Dan secara tiba-tiba saya menjadi ingat ucapan dosen saya di mata kuliah HCI (Human-Computer Interaction).

Beliau bercerita bahwa setiap kali hendak membongkar laptop, beliau selalu memanggil kedua anaknya yang masih berumur kurang dari 10 tahun *kalau tidak salah ingat*. Beliau mengajak anak-anaknya untuk membongkar laptop bersama-sama. Beliau sadar betul, mungkin anaknya tidak paham terhadap apa yang dilakukan. "Ini namanya motherboard, ini namanya .." Yap! Anak-anak beliau hanya memandanginya saja, entah otaknya memproses apa, dan kadang juga malah lari main mainan lainnya -.- Yaa harapan beliau setidaknya anak-anaknya ingat benda-benda yang dilihatnya.

Beliau melakukan hal tersebut karena beliau yakin, di masa kanak-kanak seperti inilah otak berfungsi sangat baik. Mudah mengingat hal-hal yang dipelajari. Bahkan bukan hal-hal yang dipelajari pun kadang masuk ke dalam long-term memory. Hal ini bagus karena di suatu hari nanti, ketika si anak mendapati kata motherboard misalnya, otak akan memunculkan apa saja yang diingatnya yang disimpan dalam long-term memory.

Gampangannya adalah
Mungkin di awal, mereka tidak paham. Mereka hanya mengingat. Ketika mereka melakukannya berulang kali, maka mereka akan semakin ingat meski tidak tahu kegunaannya. Dan ketika suatu hari nanti mereka mempelajarinya, mereka telah lebih unggul daripada yang lain. Mereka mengetahui bentuknya, memegang dan mampu membayangkan dengan baik.
Dan hal itu sontak mengingatkanku kepada papaku :) Aku dilahirkan sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakakku adalah perempuan. Yap! Papaku adalah pria tertampan yang ada di keluargaku :D hehe dan papa mengajarkan kepada anaknya mengenai kerja keras dan kemandirian. Masih ingat dalam ingatanku bagaimana papa menyuruhku mengganti lampu yang mati, mengangkat tangga sendiri, menangkap buah yang diambil papa ku dari pohon belimbing di depan rumahku yang dulu, mengecat dan masih banyak lagi hal-hal yang kebanyakan dilakukan oleh pria yang ku lakukan. Sadis! Kejam! Tidak manusiawi! Mungkin itu anggapan pertamaku, seorang anak perempuan berumur dibawah 10 tahun, terhadap papa. Mengapa aku yang notabene anak perempuan yang mungil :3 disuruh mengganti lampu yang mati, mulai dari mengangkat tangga, memanjat dan menggantinya.


Dan tanpa ku sadari, aku belajar banyak dari sana. Tidak bergantung pada orang lain! Itu yang ingin diajarkan papa sejak kecil. Bukan masalah wanita atau pria, bila kita bisa melakukannya. Bukan karena tidak bisa, tapi kita belum mencoba. Aku sadar mengapa papa mengajarkan anak-anaknya seperti itu. Karena kami semua adalah perempuan!

Kami tidak harus menunggu papa untuk melakukannya, karena kami sesungguhnya bisa. Pemikiran awal ku mengapa papa seperti itu adalah dikarenakan didikan keras dari opa. Meski aku dengar dari om-om ku bahwa papa adalah anak kesayangan opa. Tapi didikan opa "Tidak akan ada hasil tanpa adanya usaha" benar-benar merasuk pada diri papa :') yaa meski aku tidak pernah bertemu dengan opa .. namun aku mencintainya 
Intinya adalah apapun keputusan yang dibuat orang tua terhadap anaknya, pastilah memiliki maksud yang baik untuk anaknya. Meski terkadang sang anak melihat kebalikannya :') atau sama sekali tidak mengerti.

0 komentar :

Post a Comment

 
;