Karena yang tidak sesuai takarannya, hasilnya pun tidaklah maksimal.
Kurang atau berlebihan, yang bisa saya sebut dengan tidak sesuai, dalam suatu takaran maka akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal. Contoh mudahnya ketika Anda membuat kue. Bahan yang digunakan harus sesuai dengan takarannya, jika tidak maka kue yang dihasilkan tidaklah sesuai dengan harapan, atau bahkan failed.
Begitu juga dengan urusan kerjaan. Hal ini pastinya memiliki suatu tatanan yang jelas mengenai apa yang menjadi kewajiban dan hak dalam bekerja. Lebih dahulu mana antara mengerjakan kewajiban atau menagih hak?
Untuk menjawab itu, saya teringat suatu kalimat yang sempat dilontarkan rekan kerja saya ..
Jangan hanya bisa menuntut hak, tapi kewajiban tidak terlaksana dengan baik.
Jadi, saya menyimpulkan bahwa hak itu akan mengikuti kewajiban. Banyak yang mengaitkan hak itu seperti gaji, tunjangan dan lain sebagainya. Jika begitu, maka itu termasuk salah satu rezeki dari Allah, bukan? Dan kita semua tahu dan yakin bahwa setiap manusia sudah memiliki takaran rezekinya masing-masing. Rezeki tidak mungkin tertukar, karena Allah Maha Tahu akan hamba-Nya.
Tetapi pemikiran saya bukan berarti menerima-menerima saja jika memang terjadi masalah seperti tidak diberikannya hak yang seharusnya didapat. Tapi langkah yang diambil bukan hanya menuntut atau berkeluh kesah kesana kemari. Cukup sampaikan pendapat Anda kepada orang yang tepat.
Lalu job desk. Setiap posisi memiliki tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Satu hal yang wajib diyakini pertama kali adalah Allah tidak mungkin salah menempatkanmu dalam posisi itu. Allah yakin kamu mampu mengatasinya. Allah punya maksud mengapa Anda ditempatkan di posisi itu. Anda akan mendapatkan 'sesuatu' dari posisi tersebut.
Seringkali, pekerjaan kita pada kenyataannya melebar dari job desk kita. Saya menyebutnya membantu. Iya, membantu karena selagi saya ada waktu dan ada kemampuan disitu. Namun seringkali, niat membantu ini disalah-artikan. Maksudnya begini, karena kita bisa dalam hal itu dan kebetulan saat itu ada waktu, menjadikan suatu pemikiran bagi orang lain bahwa suatu hari nanti jika hal ini terjadi lagi maka yang menyelesaikan adalah orang yang niatnya membantu tadi. Jadi, malah keterusan, atau dienak-enakno.
Sangat disayangkan bila memang begitu. Karena membuat yang membantu tadi pada akhirnya susah menolak (jika orangnya terlalu baik ya), yang pada akhirnya job desk dia sesungguhnya malah disisihkan. Ya! Salah fokus.
Job desk dibuat sebagai dasar bekerja. Karena menjadi dasar atau pondasi, maka semuanya harus sesuai. Sesuai dengan jam kerja dan kemampuan (skill) si tenaga kerja. Jika load kerja berlebihan, maka hasilnya pun tidak maksimal. Jika kebutuhan skill tidak sesuai dengan posisi kerja ya sama, hasilnya pun tidak maksimal. Karena semua sudah ada takarannya.
0 komentar :
Post a Comment